TUGAS KE 16 Domain dan Subdomain

Domain dan Subdomain

 Berselancar ria di internet tentu sering kita lakukan. Bahkan aktivitas sehari-hari kita tentu saja tak pernah lepas dari internet. Selain game dan media sosial, hal lainnya yang sering dilakukan oleh masyarakat ketika menggunakan internet adalah mengunjungi berbagai website untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Kerap kali kita sudah hafal betul dengan nama website yang ingin kita tuju. Kita tinggal menuliskan URL (Uniform Resource Locatorwebsite yang ingin dituju pada browser

Namun, apakah intensitas kita yang sering menggunakan website di internet untuk menggali informasi membuat kita memahami struktur penamaan dari sebuah website? Belum tentu. Masih banyak orang yang belum memahami bahwa URL website yang mereka tulis di browser adalah terdiri dari domain dan subdomain.

Nah, oleh karena itu pada artikel kali ini akan membahas secara detail mengenai perbedaan domain dan subdomain. Mulai dari apa itu domain, apa itu subdomain, contoh domain, contoh subdomain, hingga perbedaan antara domain dan subdomain. Informasi tersebut tentunya akan sangat berguna dan bermanfaat. Terus simak semua pembahasan yang akan diulik pada artikel ini, ya! Selamat membaca!

Apa Itu Domain?

Domain sebagai alamat website di internet.
Domain sebagai alamat website di internet. (Sumber: iStock Photo)

Tidak jarang bagi kalian yang baru menyelami dunia per-website-an atau baru saja membuat website, akan terbersit beberapa pertanyaan di benak, diantaranya “apa itu domain website?”. Sebelum membahas terkait perbedaan domain dan subdomain, akan lebih baik jika kamu mengetahui definisi apa itu domain.

Domain adalah URL utama yang digunakan sebagai alamat sebuah situs website di internet. Domain dari sebuah website biasanya diawali dengan “www” dan diakhiri dengan “.com” atau ID domain yang lainnya. Domain yang paling banyak digunakan di Indonesia adalah .com dan .id.

Domain pada dasarnya digunakan sebagai nama untuk situs website. Domain berfungsi mempermudah pengguna internet untuk masuk ke berbagai situs website tanpa harus menghafalkan satu persatu alamat IP dari berbagai website yang ada di internet. Tentu saja akan lebih mudah untuk mengingat domain website daripada alamat IP dari website tersebut.

Google.com, Netflix.com, Youtube.com, hingga Wikipedia.com merupakan beberapa contoh domain dari website terkenal yang ada di internet. Contoh berikutnya adalah Exabytes. Apabila kalian ingin membaca artikel-artikel terbaru yang disajikan oleh Exabytes, kalian tidak perlu mengetikkan huruf acak yang merupakan alamat IP (misal 192.168.68.68), sebagai gantinya kalian hanya perlu menuliskan www.exabytes.co.id.

Untuk melengkapi penjelasan mengenai domain agar kalian lebih paham, maka domain dapat diibaratkan sebagai alamat dari rumah. Apabila ada seseorang yang ingin mengunjungi rumah kalian, mereka tinggal mengikuti alamat rumah kalian yang telah mereka hafal.

Apa Itu Subdomain?

Jika tadi domain diibaratkan sebagai alamat dari sebuah rumah, maka subdomain adalah ruangan yang ada pada rumah tersebut. Secara tidak langsung, subdomain merupakan bagian dari domain. Lengkapnya, subdomain adalah URL unik yang ada pada domain dan penempatannya berada di depan domain.

Mengacu pada hierarki dari Domain Name System (DNS), nama domain (misalnya google.com) adalah top level dalam hierarki DNS. Sedangkan subdomain (misalnya images.google.com) dianggap sebagai third level. Dengan kata lain, kalian dapat memiliki domain untuk sebuah website tanpa harus memiliki subdomain. Tetapi untuk memiliki subdomain, kalian harus memiliki domain. Hierarki pada DNS tersebutlah yang nantinya memungkinkan file-file atau data dari website dapat dikelompokkan secara terpisah.

Jadi, apa gunanya memiliki subdomain pada website? Banyak pendapat yang dilontarkan berkaitan dengan subdomain. Subdomain secara luas dianggap sebagai pilihan yang buruk untuk tujuan optimasi SEO dari website. Namun tentu saja subdomain memiliki kelebihan yang dapat menutupi kekurangan tersebut. Kelebihan dari subdomain adalah dapat menyajikan user experiences yang berbeda dan dapat membuat segmentasi untuk pengguna.

Sebagai contoh, ada sebuah website yaitu lalala.com yang memiliki beberapa subdomain, diantaranya finance.lalala.com, sport.lalala.com, beauty.lalala.com, dan lainnya. Para pengguna laki-laki yang menyukai olahraga dapat langsung masuk ke laman website yang menyajikan berita-berita olahraga (sport.lalala.com) tanpa harus masuk terlebih dahulu ke laman utama website.

Begitu pula dengan pengguna perempuan yang memiliki hobi kecantikan dapat langsung mengakses beauty.lalala.com untuk melihat konten-konten tentang kecantikan. Selain akan menghemat waktu pengguna untuk menemukan konten yang mereka inginkan, subdomain juga dapat membantu pemilik bisnis untuk melakukan segmentasi pengguna (users dengan usia berapa saja yang lebih suka membaca konten kecantikan pada laman beauty.lalala.com semisal).

Kapan Waktu yang Tepat Untuk Menggunakan Subdomain?

Pemilik website kerap kali memilih untuk menggunakan subdomain karena alasan tertentu. Berikut akan disajikan beberapa alasan paling umum mengapa subdomain diperlukan pada sebuah website.

Untuk A/B Testing

A/B Test menjadi pilihan untuk mengetahui opsi mana yang lebih baik diterapkan pada website.
A/B Test menjadi pilihan untuk mengetahui opsi mana yang lebih baik diterapkan pada website. (Sumber: iStock Photo)

A/B Testing adalah sebuah metode yang digunakan untuk memilih diantara dua versi tampilan website. Sebuah website tentu saja terus mengalami pembaruan, bukan? Baik pembaruan dari segi tampilan (UI/UX) ataupun dari segi technical (kecepatan load website). Kerap kali untuk menguji versi baru dari situs website, diperlukan A/B Testing agar mengetahui versi terbaru mana yang lebih disukai oleh users.

Nah, A/B Testing ini dapat dilakukan dengan menambahkan subdomain tertentu tanpa mempengaruhi fungsionalitas dari website. Sebagai contoh, terdapat subdomain versibaruA.lalala.com dan versibaruB.lalala.com. Ketika kedua versi tersebut roll-out (diluncurkan), ternyata pengguna lebih banyak yang mengunjungi versibaruB.lalala.com. Sehingga akhirnya versi tersebut yang dipilih untuk diluncurkan secara official sebagai tampilan baru website.

Untuk Menggabungkan Dua Tema dengan Tujuan yang Berbeda

Biasanya pada website yang merupakan SaaS (yaitu website untuk tujuan penjualan), mereka memiliki dua tipe website. Tipe satu ditujukan untuk para partner bisnis yang ingin mengunggah barang jualan mereka. Sedangkan tipe lainnya khusus customers dimana mereka bisa log in dan memilih barang-barang yang telah tersedia dan ingin mereka beli.

Untuk Memisahkan Data Pengguna

Misalnya, sebuah perusahaan startup yang menggunakan dua subdomain untuk memisahkan data antara customers mereka yang menyukai sepakbola dan kecantikan. Maka dengan menggunakan subdomain, data-data tersebut tidak akan tercampur dan lebih mudah untuk menganalisa guna menghasilkan sebuah insight penjualan. 

Untuk Menghasilkan User Experience Melalui Tipe Device

Dapat diketahui bahwa tidak semua orang menggunakan laptop atau komputer untuk mengakses website di internet. Banyak pula yang menggunakan versi mobile. Sehingga akan sangat menguntungkan bagi para pemilik website apabila membuat versi mobile dari website menggunakan subdomain (sebagai contoh, m.lalala.com merupakan URL untuk mengakses website pada versi mobile).

Komentar